Sabtu, 28 Juni 2014

ALASAN TIDAK BOLEH MEMILIH GOLPUT


Jelang gelaran pesta demokrasi yang sebentar lagi dilaksanakan, geliat politik tanah air semakin meningkat, partai-partai politik mulai gencar mempromosikan partai maupun calegnya dan bahkan capresnya baik melalui iklan di media elektronik, sampai ke media cetak. Seolah berbanding terbalik dengan semangat parpol-parpol dalam menyambut Pemilu, justru saat ini tingkat kepercayaan masyarakat kepada partai politik, tokoh, dan pemerintah jauh menurun,

Bukan tanpa alasan, respon rakyat ini merupakan akibat dari rasa kecewa karena semenjak reformasi digulirkan, kondisi bangsa dan nasib rakyat belum mengalami perubahan berarti. Ditambah lagi ulah tokoh-tokoh politik yang awalnya tampak begitu meyakinkan namun kini justru menjadi pesakitan terjerat kasus suap, korupsi, dan lain-lain hingga pada akhirnya masyarakat menilai bahwa apapun partainya, siapa pun tokohnya, semua sama saja, hanya mempentingkan diri dan golongannya sendiri, dan rakyat hanya dijadikan komoditi untuk dieksploitasi pada masa kampanye saja.

Akibatnya, tingkatan minat masyarakat dalam menggunakan hak suara pada pemilu pun menurun, yang artinya golput meningkat. Beberapa orang sangat ingin Golput, beberapa malah menyarankan orang lain untuk Tidak Golput.
Biasanya mereka yang golput itu akibat rasa kecewaan, pesimis, putus asa dan apatis terhadap keadaan negeri ini. Sebab, ketidaksertaan mereka dalam Pemilu akan menambah sedikit dukungan untuk orang baik-baik di panggung kekuasaan. Jika orang-orang baik itu semakin sedikit, maka peluang para koruptor dan penjahat akan semakin mudah melenggang kepanggung kekuasaan.
Jadi solusinya kita sebagai warga negara yang baik, kita cari tahu mana calon yang terbaik, paling tidak menurut kita. Lalu kita pilihlah dia yang pantas untuk menjadi presiden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar